Di Manakah Sebenarnya Letak G-Spot
itu?
Grafenberg- spot letaknya
tepat di belakang tulang pinggan di dalam dinding depan vagina. Titik ini biasanya terletak kira- kira di
pertengahan antara belakang tulang pinggang dan depan Cervix, di sepanjang
saluran uretra (tabung yang dilewati air kencing dan dekat dengan leher kandung
kemih yang berhubungan dengan uretra. Ukuran dan tempat yang sesungguhnya
beragam. Bayangkanlah sebuah jam kecil di dalam vagina dengan jarum menunjukan
pukul 12 ke arah pusar. Kebanyakan wanita akan mendapati G-spot ini terletak di
daerah antara jarum jam yang menunjukan pukul 11 dan 12. Tidak seperti
klitoris, yang menonjolkan dari jaringan di sekitarnya, G-spot terletak jauh di
dalam dinding vagina dan seringkali diperlukan suatu tekanan yang kuat untuk menyentuh G-spot
dalam keadaannya tidak terangsang.
Dari tahun 1944, ahli kebidanan
dan Ginekologi, Jerman Ernst Grafenberg melakukan kerjasama dengan ahli
kebidanan dan Ginekologi Amerika yang ternama Robert L. Dickinson, M.D yang oleh
banyak orang dianggap sebagai ahli seksologi pertama Amerika. Mereka
menguraikan suatu “daerah perasaan erogen” yang terletak di sepanjang
permukaan sub- uretra pada dinding depan vagina.
Kami pertama- tama membaca
tentang keberadaan daerah peka yang terletak
pada dinding depan vagina ini dari sebuah artikel yang ditulis
Grafenberg pada tahun 1950, di mana dalam tulisannya itu dia mengatakan:
….suatu
zona erotis selalu bisa ditunjukkan pada dinding depan di sepanjang saluran
uretra, yang tampak dikelilingi oleh jaringan erektil seperti corpora cavernosa
(jaringan pada penis), bila mendapatkan rangsangan seksual, uretra wanita ini
mulai membesar dan dengan mudah dapa dirasakan pada akhir orgasme. Bagian yang
paling merangsang itu terletak di uretra belakang dimana dia muncul dari leher
kandung kemih”.
Grafenberg
menyatakan betapa pentingnya
daerah ini, karena “pasangan main wanita selalu sadar sewaktu jari atau
penisnya kehilangan kontak dengan bagian uretra vaginal, dan dia bisa
menyesuaikan diri , dengan mengubah posisinya.
Signifikansi seksual klitoris relative mudah dibuat karena organ itu bisa dengan mudah
dilihat. Kindsey mendapati bahwa organ
tersebut peka terhadap sentuhan pada 98 persen subyek pengamatannya. Sensasi
fisiologis vagina lebih sulit dipastikan karena beberapa alas an. Meski 90
persen subyek pengamatannya mendapati bahwa vaginal peka terhadap tekanan yang
kuat, hanya kira- kira 12 persen yang mendapati bahwa vagina peka terhadap
sentuhan yang lembut. Kindsey menyimpulkan bahwa:
“…pada
kebanyakan wanita, dinding vagina sama sekali tanpa organ- organ yang ujungnya
bisa disentuh dan cukup tidak peka bila diurut dengan lembut atau ditekan
dengan ringan….
Kebanyakan
wanita yang memberikan sedikit tanggapan memiliki kepekaan yang terbatas pada
suatu titik tertentu, pada kebanyakan kasus pada dinding atas (anterior) vagina
dekat pintu masuk vagina.”
Karena
uraiannya yang jelas mengenai hubungan suatu daerah yang peka dalam vagina
dengan kenikmatan seksual, Perry dan Whipple menamakan daerah Grafenberg- Spot (G-spot). Selama bertahun-
tahun diyakini dan di banyak daerah masih berlaku bahwa tujuan utama hubungan
seksual adalah menghasilkan keturunan dan bahwa peran wanita adalah mengandung
dan melahirkan anak- anak, bukan untuk menikmati seksualitas.
Seorang wanita berusia tiga
puluh lima tahun yang telah menikah selama empat belas tahun menyatakan tentang
kajian tanggapan seksual wanita sebagai berikut :
“Tampaknya
tidak masuk akal mengapa kajian ini baru dilakukan sekarang ini. Kita harus merasa
heran mengapa diskriminasi atas wanita agaknya masih dilakukan bila dirunut
dari sejarahnya. Secara keseluruhan memungkinkan bahwa jauh lebih banyak
dilakukan penelitian tentang masalah ini jika kebanyakkan penelitian bukan
pria.
Dan
betapa menyedihkannya bahwa penelitian itu baru dilakukan pada tahun 1982 dan
kita, para wanita, masih baru mulai membahas masalah ini?”
Pada tahun 1953, Grafenberg
memberikan komentar,”sejauh ini,telah terjadi penilaian yang rendah terhadap
rahasia- rahasia wanita bahwa makan orgasme dan tempat zona- zona erotis
sungguh- sungguh belum dikenal.”
Dia selanjutnya percaya,
bahwa “Lokasi daerah erogenik pada dinding depan vagina
membuktikan bahwa manusia dibuat dengan cara yang sama seperti halnya binantang
berkaki empat. Dalam posisi yang yang paling banyak dilakukan pada hubungan
seksual manusia di dunia Barat, di mana wanita telentang, desakan penis tidak
sampai mencapai bagian uretra vagina, kecuali atau kaki pasangan wanita
ditempatkan di bahu pasangan pria. Saya setuju dengan LeMon Clark bahwa pria dipandang sperti
binatang berkaki empat dank arena itu posisi normal dalam hubungan seksual
adalah posteriori ( dimana pria memasuki vagina dari belakang)
Elaine Morgan dalam tulisannya
tahun 1972 juga menguraikan daerah G-spot ini, meski dia tidak menyebutnya
dengan istilah ini. Dalam bukunya The Descent of
Woman, dia menulis:
“Apa
yang memicu orgasme adalah berlangsungnya gesekan- gesekan berirama cepat yang
singkat, namun bertubi- tubi… Dilakukan gesekan- gesekan yang diinginkan, biasanya dari belakang, ke
dinding vagina bagian dalam. Satu- satunya titik lainnya yang patut kita
perhatikan di sini adalah bahwa pada kebanyakan primate dan binatang berkaki
empat lainnya, tekanan tidak hanya berasal- asal dari belakang, namun juga dari
atas ke bawah sehingga tekanan bisa diarahkan pada dinding ventral (depan)
vagina.”
Sisa tesis Morgan, bahwa
mekanisme pada wanita menjadi sedikit terhambat karena adanya riwayat evolusi
dan cultural, merupakan pernyataan controversial, namun pernyataan tersebut
nisa menjelaskan bahwa sebagian wanita mencapai G-spot, sementara itu yang lain
mencapai titik itu dengan jalan mengubah posisinya sendiri dengan benar,
bergantung pada gelagat fisik tertentu pasangannya.
“ Selama ini saya tidak
pernah mengira bahwa klitoris itu penting. Saya tidak suka mau menyentuhnya
sendiri. Sewaktu saya mengikuti kursus tentang kajian- kajian wanita, saya
sangat jengkel karena semua wanita peserta kursus menekankan klitoris ini. Bagi
saya, klitoris merupakan suatu tempat yang sangat jelek. Orgasme terbaik saya
terjadi bila pria pasangan saya memasukkan penisnya dari belakang. Kemudian,
saya bisa membimbingnya ke tempat yang benar dan membantunya menyentuh titik yang sesungguhnya
dalam vagina saya.”
Angela, seorang arsitek berusia
lima puluh lima tahun, berdomisili di Kota Bandung, yang dengan sungguh-sungguh
bertahan bahwa dirinya belum pernah dicium sebelum dia kuliah, berkata “
Diperlukan penis berukuran yang pas untuk menyentuh titik itu dalam posisi
telentang. Pria pasangan saya harus memasuki penisnya lebih dalam lagi.
Penetrasi penis dari belakang merupakan posisi yang jauh lebih memuaskan.”
Seorang
wiraniagawan asuransi jiwa berusia lima puluh enam tahun menceritakan tentang
seorang wanita yang dia ajak kencan sewaktu dia berusia di awal tiga puluhan.
Wanita itu mengatakan:
“Sungguh sangat menakjubkan
bersamanya, Dia memiliki cara yang unik dalam bercinta. Dia mencumbui saya
habis- habisan dan ketika penis saya sudah membesar dan tegang, dia
membelakangi saya dan memasukan penis saya ke dalam vaginanya dari belakang.
Dia mengatur posisi kami dengan sangat hati- hati dan kemudian bergerak dengan
penuh semangat, sambil berkata dia menginginkan banyak penekanan yang kuat pada
titik yang nyata-nyata tepat.”
Aprillia
Chyntia Veronicca yang berusia empat puluh dua tahun dan telah menikah yang ketiga kalinya menegaskan
pernyataannya, yaitu:
“Pengalaman itu sungguh
berbeda dari yang telah kami alami sebelumnya. Kami, saya dan Donny.
Dan kami bisa berbaring
berhadapan dan penisnya mencapai titik itu dalam vagina saya yang terasa begitu
nikmat dan yang selalu membuat saya mengalami orgasme. Saya kira kenikmatan yang
luar biasa itu disebabkan oleh posisi penisnya sewaktu ereksi yang rata dengan
perut. Posisi itu tidak pernah saya jumpai pada pasangan- pasangan saya lainnya
sebelum ini.”
Pasangan- pasangan lainnya
melaporkan bahwa hubungan seksual dengan wanita yang mengambil posisi di atas
merupakan posisi terbaik untuk merangsang daerah G-spot. Beberapa di antara mereka melaporkan bahwa penis yang
lebih kecil kadang- kadang lebih efektif dibandingkan dengan penis yang lebih besar
dalam posisi ini seperti yang ditulis seorang istri dokter, berusia tiga puluh
tahun:
“Saya selalu orgasme, tetapi
tidak pernah terangsang ketika penis terlalu ke dalam vagina. Sebenarnya
kenikmatan dan rangsangan terkadang hilang begitu saja ketika penis dimasukan
sepenuhnya. Saya terlalu merasakan
kenikmatan ketika hanya separuh atau sepertiga penis yang dimasukan ke dalam
vagina. Sekarang saya tahu kenapa? Ujung penis menyentuh G-spot.
Saya
harus memberitahu Anda bahwa memang luar biasa peranan G-spot (Grafenberg spot).
Saya tidak tahu apa namanya, yang jelas ada di dalam vagina. Saya pernah
mendengar penjelasan berbagai pakar seks yang kurang tepat dalam menasehati
wanita sehingga beranggapan rangsangan klitoris memberikan orgasme. Memang
terasa nikmat, tetapi tidak senikmat orgasme sejati, yang terjadi di bagian
dalam vagina. Jika Anda dapat mengatur kedua orgasme bersamaan atau serentak,
tentu akan memperoleh kenikmatan yang luar biasa.”
Titik ini jauh lebih mudah
dicapai ketika kami berhubungan intim dari belakang atau dalam posisi saya
diatas. Saya menemukan bahwa dalam posisi telentang lebih baik jika dilakukan
penetrasi penis sedalam mungkin dan jika ereksi penisnya membesar, terutama
sebelum ejakulasi.