Rabu, 31 Juli 2013

Sumber Cerita Kenikmatan Vagina pada G-spot


Di Manakah Sebenarnya Letak G-Spot itu?
Grafenberg- spot letaknya tepat di belakang tulang pinggan di dalam dinding depan vagina. Titik  ini biasanya terletak kira- kira di pertengahan antara belakang tulang pinggang dan depan Cervix, di sepanjang saluran uretra (tabung yang dilewati air kencing dan dekat dengan leher kandung kemih yang berhubungan dengan uretra. Ukuran dan tempat yang sesungguhnya beragam. Bayangkanlah sebuah jam kecil di dalam vagina dengan jarum menunjukan pukul 12 ke arah pusar. Kebanyakan wanita akan mendapati G-spot ini terletak di daerah antara jarum jam yang menunjukan pukul 11 dan 12. Tidak seperti klitoris, yang menonjolkan dari jaringan di sekitarnya, G-spot terletak jauh di dalam dinding vagina dan seringkali diperlukan suatu  tekanan yang kuat untuk menyentuh G-spot dalam keadaannya tidak terangsang.
Dari tahun 1944, ahli kebidanan dan Ginekologi, Jerman Ernst Grafenberg melakukan kerjasama dengan ahli kebidanan dan Ginekologi Amerika yang ternama Robert L. Dickinson, M.D yang oleh banyak orang dianggap sebagai ahli seksologi pertama Amerika. Mereka menguraikan suatu “daerah perasaan erogen” yang terletak di sepanjang permukaan sub- uretra pada dinding depan vagina.
Kami pertama- tama membaca tentang keberadaan daerah peka yang terletak  pada dinding depan vagina ini dari sebuah artikel yang ditulis Grafenberg pada tahun 1950, di mana dalam tulisannya itu dia mengatakan:
….suatu zona erotis selalu bisa ditunjukkan pada dinding depan di sepanjang saluran uretra, yang tampak dikelilingi oleh jaringan erektil seperti corpora cavernosa (jaringan pada penis), bila mendapatkan rangsangan seksual, uretra wanita ini mulai membesar dan dengan mudah dapa dirasakan pada akhir orgasme. Bagian yang paling merangsang itu terletak di uretra belakang dimana dia muncul dari leher kandung kemih”.
Grafenberg menyatakan betapa pentingnya  daerah ini, karena “pasangan main wanita selalu sadar sewaktu jari atau penisnya kehilangan kontak dengan bagian uretra vaginal, dan dia bisa menyesuaikan diri , dengan mengubah posisinya.
Signifikansi  seksual klitoris relative mudah  dibuat karena organ itu bisa dengan mudah dilihat. Kindsey mendapati  bahwa organ tersebut peka terhadap sentuhan pada 98 persen subyek pengamatannya. Sensasi fisiologis vagina lebih sulit dipastikan karena beberapa alas an. Meski 90 persen subyek pengamatannya mendapati bahwa vaginal peka terhadap tekanan yang kuat, hanya kira- kira 12 persen yang mendapati bahwa vagina peka terhadap sentuhan yang lembut. Kindsey menyimpulkan bahwa:
“…pada kebanyakan wanita, dinding vagina sama sekali tanpa organ- organ yang ujungnya bisa disentuh dan cukup tidak peka bila diurut dengan lembut atau ditekan dengan ringan….
Kebanyakan wanita yang memberikan sedikit tanggapan memiliki kepekaan yang terbatas pada suatu titik tertentu, pada kebanyakan kasus pada dinding atas (anterior) vagina dekat pintu masuk vagina.”
Karena uraiannya yang jelas mengenai hubungan suatu daerah yang peka dalam vagina dengan kenikmatan seksual, Perry dan Whipple menamakan daerah  Grafenberg- Spot (G-spot). Selama bertahun- tahun diyakini dan di banyak daerah masih berlaku bahwa tujuan utama hubungan seksual adalah menghasilkan keturunan dan bahwa peran wanita adalah mengandung dan melahirkan anak- anak, bukan untuk menikmati seksualitas.
Seorang wanita berusia tiga puluh lima tahun yang telah menikah selama empat belas tahun menyatakan tentang kajian tanggapan seksual wanita sebagai berikut :
“Tampaknya tidak masuk akal mengapa kajian ini baru dilakukan sekarang ini. Kita harus merasa heran mengapa diskriminasi atas wanita agaknya masih dilakukan bila dirunut dari sejarahnya. Secara keseluruhan memungkinkan bahwa jauh lebih banyak dilakukan penelitian tentang masalah ini jika kebanyakkan penelitian bukan pria.
Dan betapa menyedihkannya bahwa penelitian itu baru dilakukan pada tahun 1982 dan kita, para wanita, masih baru mulai membahas masalah ini?”
Pada tahun 1953, Grafenberg memberikan komentar,”sejauh ini,telah terjadi penilaian yang rendah terhadap rahasia- rahasia wanita bahwa makan orgasme dan tempat zona- zona erotis sungguh- sungguh belum dikenal.”
Dia selanjutnya percaya, bahwa “Lokasi daerah erogenik pada dinding depan vagina membuktikan bahwa manusia dibuat dengan cara yang sama seperti halnya binantang berkaki empat. Dalam posisi yang yang paling banyak dilakukan pada hubungan seksual manusia di dunia Barat, di mana wanita telentang, desakan penis tidak sampai mencapai bagian uretra vagina, kecuali atau kaki pasangan wanita ditempatkan di bahu pasangan pria. Saya setuju dengan  LeMon Clark bahwa pria dipandang sperti binatang berkaki empat dank arena itu posisi normal dalam hubungan seksual adalah posteriori ( dimana pria memasuki vagina dari belakang)
Elaine Morgan dalam tulisannya tahun 1972 juga menguraikan daerah G-spot ini, meski dia tidak menyebutnya dengan istilah ini. Dalam bukunya The Descent of Woman, dia menulis:


“Apa yang memicu orgasme adalah berlangsungnya gesekan- gesekan berirama cepat yang singkat, namun bertubi- tubi… Dilakukan gesekan- gesekan  yang diinginkan, biasanya dari belakang, ke dinding vagina bagian dalam. Satu- satunya titik lainnya yang patut kita perhatikan di sini adalah bahwa pada kebanyakan primate dan binatang berkaki empat lainnya, tekanan tidak hanya berasal- asal dari belakang, namun juga dari atas ke bawah sehingga tekanan bisa diarahkan pada dinding ventral (depan) vagina.”
Sisa tesis Morgan, bahwa mekanisme pada wanita menjadi sedikit terhambat karena adanya riwayat evolusi dan cultural, merupakan pernyataan controversial, namun pernyataan tersebut nisa menjelaskan bahwa sebagian wanita mencapai G-spot, sementara itu yang lain mencapai titik itu dengan jalan mengubah posisinya sendiri dengan benar, bergantung pada gelagat fisik tertentu pasangannya.
Banyak wanita dan pria yang kami wawancarai atau yang mengirimkan surat kepada kami member penegasan terhadap  pernyataan- pernyataan Grafenberg dan Morgan ini. Misalnya Ellyca Cahterin seorang penyanyi berusia 40 tahun dari Menado yang mengatakan:
Selama ini saya tidak pernah mengira bahwa klitoris itu penting. Saya tidak suka mau menyentuhnya sendiri. Sewaktu saya mengikuti kursus tentang kajian- kajian wanita, saya sangat jengkel karena semua wanita peserta kursus menekankan klitoris ini. Bagi saya, klitoris merupakan suatu tempat yang sangat jelek. Orgasme terbaik saya terjadi bila pria pasangan saya memasukkan penisnya dari belakang. Kemudian, saya bisa membimbingnya ke tempat yang benar dan  membantunya menyentuh titik yang sesungguhnya dalam vagina saya.”

Angela, seorang arsitek berusia lima puluh lima tahun, berdomisili di Kota Bandung, yang dengan sungguh-sungguh bertahan bahwa dirinya belum pernah dicium sebelum dia kuliah, berkata “ Diperlukan penis berukuran yang pas untuk menyentuh titik itu dalam posisi telentang. Pria pasangan saya harus memasuki penisnya lebih dalam lagi. Penetrasi penis dari belakang merupakan posisi yang jauh lebih memuaskan.”

Seorang wiraniagawan asuransi jiwa berusia lima puluh enam tahun menceritakan tentang seorang wanita yang dia ajak kencan sewaktu dia berusia di awal tiga puluhan. Wanita itu mengatakan:
“Sungguh sangat menakjubkan bersamanya, Dia memiliki cara yang unik dalam bercinta. Dia mencumbui saya habis- habisan dan ketika penis saya sudah membesar dan tegang, dia membelakangi saya dan memasukan penis saya ke dalam vaginanya dari belakang. Dia mengatur posisi kami dengan sangat hati- hati dan kemudian bergerak dengan penuh semangat, sambil berkata dia menginginkan banyak penekanan yang kuat pada titik yang nyata-nyata tepat.”
Aprillia Chyntia Veronicca yang berusia empat puluh dua tahun dan  telah menikah yang ketiga kalinya menegaskan pernyataannya, yaitu:
“Pengalaman itu sungguh berbeda dari yang telah kami alami sebelumnya. Kami, saya dan Donny.
Dan kami bisa berbaring berhadapan dan penisnya mencapai titik itu dalam vagina saya yang terasa begitu nikmat dan yang selalu membuat saya mengalami orgasme. Saya kira kenikmatan yang luar biasa itu disebabkan oleh posisi penisnya sewaktu ereksi yang rata dengan perut. Posisi itu tidak pernah saya jumpai pada pasangan- pasangan saya lainnya sebelum ini.”
Pasangan- pasangan lainnya melaporkan bahwa hubungan seksual dengan wanita yang mengambil posisi di atas merupakan posisi terbaik untuk merangsang daerah G-spot. Beberapa di  antara mereka melaporkan bahwa penis yang lebih kecil kadang- kadang lebih efektif dibandingkan dengan penis yang lebih besar dalam posisi ini seperti yang ditulis seorang istri dokter, berusia tiga puluh tahun:
“Saya selalu orgasme, tetapi tidak pernah terangsang ketika penis terlalu ke dalam vagina. Sebenarnya kenikmatan dan rangsangan terkadang hilang begitu saja ketika penis dimasukan sepenuhnya. Saya  terlalu merasakan kenikmatan ketika hanya separuh atau sepertiga penis yang dimasukan ke dalam vagina. Sekarang saya tahu kenapa? Ujung penis menyentuh G-spot.
Saya harus memberitahu Anda bahwa memang luar biasa peranan G-spot (Grafenberg spot). Saya tidak tahu apa namanya, yang jelas ada di dalam vagina. Saya pernah mendengar penjelasan berbagai pakar seks yang kurang tepat dalam menasehati wanita sehingga beranggapan rangsangan klitoris memberikan orgasme. Memang terasa nikmat, tetapi tidak senikmat orgasme sejati, yang terjadi di bagian dalam vagina. Jika Anda dapat mengatur kedua orgasme bersamaan atau serentak, tentu akan memperoleh kenikmatan yang luar biasa.”
Titik ini jauh lebih mudah dicapai ketika kami berhubungan intim dari belakang atau dalam posisi saya diatas. Saya menemukan bahwa dalam posisi telentang lebih baik jika dilakukan penetrasi penis sedalam mungkin dan jika ereksi penisnya membesar, terutama sebelum ejakulasi.

RAHASIA SEHARI- HARI DAN DASAR- DASAR PENGETAHUAN

GADISKOST.COM

ARTIKEL POPULER

Arsip Blog

Entri Populer