Rabu, 13 November 2013

Tahun Baru Komitmen Baru

Sebentar lagi kita akan menyosong tahun baru 1435 hijriah dan meninggalkan tahun 1434 hijriah. Berarti setahun telah kita lewati dalam perjalanan hidup kita. Saatnya kita sekarang melakukan introspeksi apakah satu tahun yang akan berlalu ini telah benar- benar dimanfaatkan dengan baik atau justru kita banyak melakukan hal- hal yang tidak berguna dan menyia- siakan umur kita.

Sesungguhnya waktu atau zaman adalah salah satu nikmat terbesar Allah SWT yang dianugerahkan kepada manusia. Waktu adalah kesempatan emas yang diberikan Allah SWT kepada kita untuk melakukan sesuatu yang dapat mengantar kita meraih rahmat Nya dalam episode kehidupan di akhirat. Kegagalan memanfaaatkan waktu di dunia untuk melakukan aktivitas yang bernilai ibadah berarti petaka mengerikan di akhirat kelak.
Abdul Fattah Abu Ghadah dalam "Qimatuzzaman" mengutip firman Allah SWT yang mencela orang- orang kafir karena kegagalan mereka memanfaatkan umur dengan membiarkan diri mereka kafir dan tidak beriman kepada Allah SWT padahal telah diberi kesempatan waktu dan umur panjang untuk beriman kepada NYA, dalam QS Al Fathir: 37 yang artinya: "....dan mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan Kami keluarkanlah Kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah Kami kerjakan ", dan apakah kami tidaak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir dan apakah Kami tidak memanjangkan umur mu dalam masa yang cukup utntuk berfikir dan (apakah tidak) tidak datang kepada kqmu pemberi peringtan? Maka rasakanlah azab Kami dan tidak ada bagi orang- orang yang dzalim seorang penolongpun".       
 Dalam ayat ini Allah SWT menjadikan nikmat umur panjang sebagai faktor untuk berfikir dan kesempatan untuk beriman dan menetapkan umur yang yang tidak lain adalah waktu kehidupan manusia sebagai hujjah (argumentasi) untuk manusia sebagaimana Allah SWT menetapkan kehadiran rasul pemberi peringatan sebagai sebagai argumentasi pula.

Ibnu Katsir menafsirkan ayat diatas sebagai berikut "Bukanlah engkau telah hidupa selama bertahun- tahun yang jika engkau termasuk orang yang memanfaatkannya untuk kebenaran niscaya engkau akan mendapatkan manfaat dengannya?"
Qatadah menyatakan, "Ketahuilah bahwa umur panjang adalah hujjah maka kami berlindung kepada Allah SWT dari kecaman karena umur panjang."
 Salah satu bukti yang menunjukan betapa bernilainya zaman yang kita hidup di dalamnya adalah fakta bahwa Allah SWT sendiri bersumpah menggunakan zaman dalam banyak ayat. Salah satunya adalah surat Al 'Ashr: "1. Demi masa  2. Sesungguhnya manusia itu benar- benar dalam kerugian  3. Kecuali orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasehat- menasehati supaya mentaati kebenaran dan menasehati supaya menetapi kesabaran".
Dalam menafsirkan ayat- ayat ini, secara singkat Al Imam FAkhrurrazi menyatakan bahwa Allah SWT bersumpah dengan waktu sebab keajaiban- keajaiban yang terkandung di dalamnya. Di dalamnya terjadi kebahagiaan dan kesedihan, sehat dan sakit, serta kaya dan fakir dan karena umur memang tidak ternilai harganya.
Jika seseorng menyia-siakan waktu selama seribu tahun untuk melakukan hal- hal yang tidak berguna kemudian ia bertaubat dan meraih husnul khatimah dalam detik- detik akhir kehidupannya maka ia akan berada di surga selamanya.  Dengan demikian ia akan menyadari bahwa hal yang paling berharga adalah waktu hidup dalam detik- detik akhir menjelang kematiannya tersebut. Karenanya zaman termasuk pokok- pokok nikmat sehingga Allah SWT bersumpah dengannya.
Allah SWT juga mengingatkan bahwa waktu malam dan sian adalah kesempatan yang telah disia-siakan manusia dan menjelaskan bahwa lebih berharga dari tempat sehingga Allah SWT bersumpah dengannya karena zaman adalah nikmat yang bersih tanpa cela/ Yang rugi mendapat celaan adalah manusia.
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW menyatakan yang artinya "Dua nikmat yang banyak manusia mendapat kerugian yaitu kesehatan dan waktu luang".
Seseorang yang dikarunia kesehatan kadang tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan pekerjaannya. Orang yang dikarunia kekayaan kadang dirudung sakit. Celakannya jika kesehatan dan kekayaan menyatu dalam diri seseorang muncul rasa malas untuk beribadah.
Inilah yang disebut dengan kerugian.
Dalam menghadapi tahun baru hijriah 1435 marilah kita membangun komitmen untuk tidak menjadi orang- orang yang merugi. Kita harus senantiasa menyadari bahwa dunia adalah sawah ladang akhirat. Siapapun yang memanfaatkan kesehatan dan waktu luangnya untuk berbuat kebaikan maka ia termasuk orang yang berbahagia.
Sebaliknya siapapun yang menggunakan kedua untuk melakukan maksiat maka ia termasuk orang yang mengalami kerugian. Wallahu A'lam
(Dikutip dari "Qimatuzzaman" karya Abdul Fatah Abu Ghadah) disadurkan oleh Buletin Dakwah Hawariy Jabar "Media Komunikasi Muhibin Abuya Prof. DR. Muhammad Alawi Al Maliki ) 

RAHASIA SEHARI- HARI DAN DASAR- DASAR PENGETAHUAN

GADISKOST.COM

ARTIKEL POPULER

Arsip Blog

Entri Populer